BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konstanta dielektrik atau permitivitas
listrik relatif, adalah sebuah konstanta dalam ilmu fisika. Konstanta ini
melambangkan rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi
potensial listrik. Konstanta dielektrik merupakan perbandingan energi listrik
yang tersimpan pada bahan tersebut jika diberi sebuah potensial, relatif
terhadap vakum (ruang hampa).
1.2.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengertian dielektrik batuan
2. Untuk
mengetahui sifat kelistrikan batuan
3. Untuk
mengetahui pengaruh frekuensi dielektrik dalam bahan-bahan batuan alam dan NaCL
4. Untuk
mengetahui penentuan sifat-sifat dielektrik tanah gambut
1.3. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah
pengertian dari dielektrik batuan?
2. Bagaimana
cara mengetahui sifat kelistrikan batuan?
3. Apakah frekuensi berpengaruh pada dielektrik dalam bahan-bahan batuan alam dan NaCL?
4. Bagaimana cara mengetahui penentuan
sifat-sifat dielektrik tanah gambut?
1.4. Manfaat
Dengan mempelajari makalah ini maka manfaat
yang dapat diperoleh adalah bertambahnya pengetahuan akan sifat dielektrik
batuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dielektrik Batuan
Konstanta dielektrik atau permitivitas
listrik relatif, adalah sebuah konstanta dalam ilmu fisika. Konstanta
dielektrik dilambangkan dengan huruf Yunani εr atau kadang-kadang κ, K, atau
Dk. Secara matematis konstanta dielektrik suatu bahan didefinisikan sebagai
dimana εs merupakan permitivitas statis dari bahan tersebut, dan ε0 adalah permitivitas vakum. Permitivitas vakum diturunkan dari persamaan Maxwell dengan menghubungkan intensitas medan listrik E dengan kerapatan fluks listrik D. Di vakum (ruang hampa), permitivitas ε sama dengan ε0, jadi konstanta dielektriknya adalah 1.
Permitivitas relatif dari sebuah medium
berhubungan dengan susceptibility (kerentanan) listriknya, χe melalui persamaan
2.2. Sifat Kelistrikan Batuan
Geolistrik merupakan metode
geofisika untuk menngetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah
permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC(direct current) yang
mepunyai tegangan tinggi yang ke dalam tanah. Sehingga dapat kita ketahui bersama
bahwa aliran arus listrik di dalam batuan dan mineral dapat di golongkan
menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara
elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.
Konduksi secara elektronik
Konduksi ini terjadi jika
batuan atau mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik di
alirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron-elektron bebas tersebut. Aliran
listrik ini juga di pengaruhi oleh sifat atau karakteristik masing-masing
batuan yang di lewatinya. Salah satu sifat atau karakteristik batuan tersebut
adalah resistivitas (tahanan jenis) yang menunjukkan kemampuan bahan tersebut
untuk menghantarkan arus listrik. Semakin besar nilai resistivitas suatu bahan
maka semakin sulit bahan tersebut menghantarkan arus listrik, begitu pula
sebaliknya. Resistivitas memiliki pengertian yang berbeda dengan resistansi
(hambatan), dimana resistansi tidak hanya bergantung pada bahan tetapi juga
bergantung pada faktor geometri atau bentuk bahan tersebut, sedangkan
resistivitas tidak bergantung pada faktor geometri. Jika di tinjau suatu
silinder dengan panjang L, luas penampang A, dan resistansi R, maka dapat di
rumuskan:
Di mana secara fisis rumus tersebut dapat di artikan jika
panjang silinder konduktor (L) dinaikkan, maka resistansi akan meningkat, dan
apabila diameter silinder konduktor diturunkan yang berarti luas penampang (A)
berkurang maka resistansi juga meningkat. Di mana ρ adalah resistivitas
(tahanan jenis) dalam Ωm. Sedangkan menurut hukum Ohm, resistivitas R dirumuskan
:
namun banyak orang lebih sering menggunakan sifat
konduktivitas (σ) batuan yang merupakan kebalikan dari resistivitas (ρ) dengan
satuan mhos/m.
Di mana J adalah rapat arus (ampere/m 2 ) dan E adalah medan
listrik (volt/m).
Konduksi
secara elektrolitik
Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang
buruk dan memiliki resistivitas yang sangat tinggi. Namun pada kenyataannya
batuan biasanya bersifat porus dan memiliki pori-pori yang terisi oleh fluida,
terutama air. Akibatnya batuan-batuan tersebut menjadi konduktor elektrolitik,
di mana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolitik dalam air.
Konduktivitas dan resistivitas batuan porus bergantung pada volume dan susunan
pori-porinya. Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan
bertambah banyak, dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan
air dalam batuan berkurang. Menurut rumus Archie:
di mana ρ e adalah resistivitas batuan, φ adalah porositas,
S adalah fraksi pori-pori yang berisi air, dan ρ w adalah resistivitas air.
Sedangkan a, m, dan n adalah konstanta. m disebut juga faktor sementasi. Untuk
nilai n yang sama, schlumberger menyarankan n = 2.
Konduksi secara dielektrik
Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral
bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik, artinya batuan atau mineral
tersebut mempunyai elektron bebas sedikit, bahkan tidak sama sekali. Elektron
dalam batuan berpindah dan berkumpul terpisah dalam inti karena adanya pengaruh
medan listrik di luar, sehingga terjadi poliarisasi. Peristiwa ini tergantung
pada konduksi dielektrik batuan yang bersangkutan, contoh : mika.
2.3. Pengaruh
Frekuensi Dielektrik Dalam Bahan-Bahan Batuan Alam Dan NaCL
Telah ditelaah secara teoritis dan eksperimen
gejala dielektrik kompleks dalam bahan-bahan batuan alami dan kristal ionik
NaCI, terutama yang berkaitan Iangsung dengan tanggapan frekuensinya terhadap medan
listrik AR (arus rangga). Besaran yang menjadi pusat perhatian adalah tetapan
dielektrik kompleks bahan yang mengikutsertakan gejala lesapan (dissipasi)
energi elektromagnetik melalui pemunculan besaran rugi dielektrik.
Hasilnya menunjukkan jelas adanya pengaruh
frekuensi terhadap tetapan dielektrik kompleks, baik bagian imajinernya maupun
bagian realnya, dan setiap cuplikan mempunyai frekuensi kritis berbeda, yaitu
frekuensi yang menimbulkan dissipasi energi maksimum.
Dan kajian ini juga berhasil diperoleh
nilai-nilai parameter dielektrik Iainnya seperti indeks bias, tetapan
dielektrik AS (arus searah) dan waktu relaksasi yang menyatakan waktu yang
diperlukan untuk berlangsungnya tumbukan dalam bahan yang menimbulkan dissipasi
maksimum.
2.4. Penentuan Sifat-Sifat Dielektrik Tanah Gambut
Alasan
dipilihnya gambut dalam penelitian karena mempunyai sifat khusus yaitu sifat
elastisitas, dielektrik. Dengan adanya sifat-sifat yang istimewa ini, maka
banyak sekali aplikasi yang dapat dilakukan antara lain perumahan, jalan,
jembatan, pertanian serta sebagai lahan energi konvensional. Aplikasi yang
disebut di atas mempunyai arti yang cukup tinggi, sehingga penelitian material
ini terus dilakukan khususnya untuk energi konvensional.
Dalam penelitian yang dibahas
adalah tentang sifat dielektrik dengan menggunakan metoda seismik. Hal ini
karena susahnya untuk mengukur sifat dielektrik secara langsung dilapangan,
maka dengan metoda seismik dapat dilakukan dengan mencari hubungannya dengan
kecepatan rambat gelombang dan indek bias interval tanah. Dengan diketahuinya
kedua hal tersebut maka sifat-sifat dielektrik dapat diketahui.
Tanah adalah suatu interval yang
terdiri dari batuan-batuan , mineral-mineral dan senyawa organik yang terjadi
jutaan tahun lalu. Batuan, mineral-mineral dan senyawa organik yang terdapat di
dalamnya karena pengaruh mekanis dan kimiawi dapat mengalami pelapukan. Tanah
yang melapuk dan membusuk pada umumnya terdapat di permukaan bumi dan umumnya
banyak pula mengandung air, sehingga tanah ini disebut sebagai tanah rawa.
Tanah rawa merupakan suatu proses pelapukan insitu yaitu suatu proses yang
terjadi secara alami, melalui proses mekanis dan kimiawi.
Dari kedua proses ini sangat
sulit ditentukan proses mana yang terjadi lebih dahulu atau bersamaan. Sifat
tanah secara garis besar dapat dibagi menurut sifat mekanis dan kimiawi.
Seperti yang telah disebutkan di atas, maka untuk mengetahui sifat-sifat
dielektrik harus diketahui sifat-sifat mekanis bahan, dimana sifat-sifat
mekanis dapat dibagi atas : sifat fisis dan sifat geologis permalink
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun
beberapa hal yang dapat disimpulkan dari makalh ini adalah sebagai berikut:
1. Konstanta
dielektrik atau permitivitas listrik relatif merupakan perbandingan antara permitivitas statis dari bahan dan permitivitas vakum.
2. Arus listrik di dalam batuan
dan mineral dapat di golongkan menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara
elektronik, konduksi secara elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.
3. Secara
teoritis dan eksperimen gejala dielektrik kompleks dalam bahan-bahan batuan
alami dan kristal ionik NaCI, terutama yang berkaitan Iangsung dengan tanggapan
frekuensinya terhadap medan listrik AR (arus rangga). Hasilnya menunjukkan
jelas adanya pengaruh frekuensi terhadap tetapan dielektrik kompleks.
4. Gambut
sangat baik digunakan dalam penelitian karena mempunyai sifat khusus yaitu
sifat elastisitas, dielektrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar