Hikmah Karia
Manurut adat kita
di muna yang juga sejalan dengan ajaran islam bahwa seorang orang tua tatkala
sudah mempunyai anak – anak maka orang tua tersebut mempunyai tanggung jawab
utamanya tanggung jawab pendidikan terhadap anak-anaknya itu sejak lahir sampai
pada menikahkannya dimana tatkala :
1. Waktu lahir harus
diperdengarn pertama tama dengan suara azan dan atau Qomat bagi wanita
2. Usia 7 hari harus di Aqiqah
3. Usia kanak kanak harus di
hitan (kangkilo)
4. Usia menjelang dewasa harus
di katoba
5. Usia dewasa harus di karia
6. Kalau sudah ada jodohnya
harus di nikahkan
Khusus Karia /pingitan
Kenapa dalam karia ini harus dijalani dengan
kaghombo
terlebih dahulu (dikurung beberapa hari di kamar). Hal ini maksudnya memberikan isyarat
kepada seorang gadis bahwa apa bila esok lusa sudah menikah maka dia harus
lebih banyak tinggal dalam rumah untuk mengurusi rumah tangga ketimbang
banya berkeliaran diluar rumah. Kalaupun seorang perempuan itu kebetulan kerja kantoran berbisnis maka seharusnya tugas pokoknya sbagai
ibu rumah tangga tidak boleh di abaikan.
Selama dalam
kamar kaghombo terdapat banyak pelajaran atau gambaran kehidupan masa depan
seorang perempuan yang kadang kala dirasakan sedikit menderita karena berbeda
dengan kebiasaan yang dia alami selama ini. Semua penderitaan itu mengandung
makna bahwa bila esok lusa sudah menikah
maka kehidupan yang akan dialami tidak selamanya akan senang terus, tapi
terkadang kita susah dan terkadang kita bahagia. misalnya : mereka
harus makan dan minum sedikit sedikit.hal ini bukan saja supaya tidak buang air
besar selama dalam kamar kaghombo tetapi mengandung makna secara hakikih bahwa
bila esok lusa sudah menikah, maka harus pandai menghemat, tidak serakah dan harus pandai
mansyukuri penghasilan suami .
Dalam kamar
kaghombo/pingitan
ini harus berjumlah lebih dari 1 orang, atau kalau cuman 1 orang maka dia harus di temani 1 buah
kelapa pengganti orang lain. Ini juga mengandung nilai hakikih bahwa esok lusa
setelah menikah harus pandai pandai bemasyarakat, karena dalam kehidupan selalu
saja membutuhkan orang lain.
Selama dalam kaghombo kalau mau buang air
kecil , haruslah disiapkan di tempat yang terisi tanah /bukan di WC. Hal ini
mengandung nilai hakikih bahwa apabila esok lusa sudah menikah dan kebetulan
tejadi kejanggalan dalam rumah tangga maka seorang istri tidak boleh membeberkan kejanggalan
kejanggalan rumah tangganya itu keluar rumah, atau tidak boleh di tau orang
lain termasuk kepada kedua orang tuanya sendiri dan adik serta kakaknya dan
haruslah semua kejanggalan kejanggalan dalam rumah tangganya tersebut di
sembunyi sampai dibawah masuk di dalam tanah/kubur ketika telah meninggal.
Katandano wite dilakukan setelah berpakaian cantik dan akan siap-siap untuk
menari linda. Katandano wite ini dilakukan dengan memberikan tanda dengan tanah
pada setiap pergelangan kaki dan tangan
serta pada bagian dahi. Hal ini mengandung nilai hakiki bahwa wahai anakku
apabila esok lusa kamu akan , dan telah mendapatkan kecukupan harta atau
kenikmatan-kenikmatan, maka jangan lupa bahwa di tanah ini bakal akan kamu
kembali kepadanya. Jadi jangan terlenna dengan kesenangan itu, pikirkan juga
persiapanmu untuk kembali ke sana.
Akhir dari karia ini adalah menari linda. Hal ini mengandung makna hakiki
bahwa kehidupan ini kalau hidup
susah maka tidak selamanya akan hidup
susah . Suatu saat akan berganti juga
dengan kesenangan. Kehidupan ini bagaika roda berputar , dimana suatu saat kita
hidup susah dan pasti dilain saat kita juga akan bahagia.
Biasanya melalui taria linda ini akan
mendapatkan hadiah-hadiah yang menggembirakan, termasuk akan ada hadiah dari
kekasihnya.
artikelnya menarikkk,, dan menmbah wawasan....
BalasHapustapi satu hall yg ingin saya tanyakan. kira2, apa a maksud dari upacara karia itu sendiri... kenapa anak perempuan harus melewati prosesi kari, n kenapa pula karia itu hanya d tujukan untuk anak perempuan????
thanks atas artikelnya
BalasHapus